Friday, October 28, 2011

Cara Bijak Melihat Kuntilanak


Bagi sahabat yg punya nyali selahkan baca barangkali ada yg penasaran dengan keberadaan mahluk gaib di sekitar kita
bagi yg takut duluan ga usah di baca saja tolung jgn di baca bagi …yg takut duluan yach pliiisssssss..ne malam jum at ..ga usah di baca delet aza kawan
lautan rindu berbagi pengalaman gaib buat sahabt semuanya ..
CARA MEMANGIL KUNTILANAK
Menurut kamu apakah ini ide konyol…??? kalau menurut saya itu wajar-wajar saja, karena hal ini sepertinya sudah umum di masyarakat indonesia. Cara seperti ini saya dapatkan dari forum-forum. saya juga mau nyoba tapi uuhggtt ga aah ngeri banget
Kalau kamu ingin mencoba nya usaha kan jangan cuma satu orang saja, sebaik nya dilakukan dua sampai tiga orang. seperti memanggil jalangkung begitulah kira-kira, hayoo dia di samping kamu tuuh… hahahaaaa
Oke kita langsung saja ke TKP
Siapkan daun nangka yang jatuh ketanah, ambil dua lembar yang satu ketutup, dan yang satunya kebuka, siapkan minyak mambo 76, harganya minyaknya gak mahal cuma Rp.3000 di pasar kodim (pekanbaru)banyak tuuh tapi entah kalau di pasar kamu, heheheeeee
Cara nya :
Duduk bersila yang masing-masing megang daun yang sudah ditaburi minyak mambo tersebut, kemudian baca doa-doa berikut :
Untuk manggil satu orang “KUN RUBUNNA NURIL JAKIIM “
Untuk manggil satu pasukan batalion ..yg datang akan lebih banyak “KUN RUBUNNA JAMIIL JAKIIM”
Awas ya kalau datang beneran gua ga tanggung jawab, resiko tanggung sendiri, oh ya jangan pergunakan untuk hal-hal yang berbau sirik, inget rejeki kita udah ada yang ngatur…
sekedar berbagi aza
klik aza… http://www.marpoyan.co.cc/2010/02/cara-memanggil-kuntilanak.html
saya akui saya salah maaf yaach sahabat sekali lagi maaf ini hanya uji nyali bagi yg mau atau jadikan pengalaman saja..............

Wednesday, October 26, 2011

Titisan Keringat Sang Kelana Gurun

 
Rasi orion malam ini sangatlah berkesan..
Terharu dalam biasan gemerlap  jutaan galaxi..

Terdiam dalam kehampaan seraya angin berdesir..

Bukan air langit tak kuasa..

Atau bahkan Pasir ini tak berbisik..



Sungguh di kota ini aku majemuk..

Layaknya bak polip – polip mengerubungi tentakel – tentakel tajam..

Terjun bebas mengarungi ribuan cahaya intim..

Layaknya bak mengarungi Cyrus , Cumulus atau bahkan Stratus..

Tidakkah kau berkenan menghapus keringat suci ini..

Tidakkah kau rela memberikanku tisu sulapan kayu – kayu hinamu..



Manalah sanggup aku  berjalan membusungkan dada..

Sementara mereka tergopoh – gopoh membopong piala..



Sungguh hal konfrontasi bila proses agradasi jiwa..

Terhalang lembaran – lembaran lama..

Mengacu pada sebuah bilik penentuan...

Yang dia tahu hanya IPK itu bukanlah Jaminan..

Dengan kepolosan kelana gurun berkutat..

“”bahwa hidup bukanlah sebuah penyesalan””..

Monday, October 24, 2011

Cara Menjinakkan Burung (update)


Burung jinak adalah salah satu syarat burung bisa menjadi gacor. Burung jinak  dalam hal ini bukan berarti burung menurut saja ketika dipegang, atau mendekat kalau didekati orang. Burung jinak secara umum adalah burung yang bebas dari tekanan di sekitarnya, burung yang tidak takut lagi kepada makhluk hidup di sekitarnya terutama terhadap manusia.
Burung kenari yang lahir dan besar di lingkungan manusia misalnya, adalah burung yang jinak dalam pengertian ini. Banyak burung kenari yang sulit ditangkap tangan, baik ketika di dalam sangkar, apalagi kalau terlepas keluar sangkar. Namun demikian, dia tidak takut dan tertekan berada di lingkungan manusia karena dia sudah terbiasa bahkan sejak lahir. Dalam konteks ini, pada burung kenari tersebut sudah berlangsung domestikisasi
Bagaimana dengan burung tangkapan hutan? Burung hasil tangkapan hutan biasanya liar dan sangat gesit. Jika Anda punya burung masih liar, tentu tidak akan pernah gacor ketika ada orang di sekitarnya. Itulah sebabnya mengapa burung-burung bakalan hanya berbunyi ngeplong kalau tidak ada/ tidak  melihat orang.
Proses penjinakan
Untuk menjinakkan burung sudah banyak tips diberikan oleh kawan-kawan kita. Dalam proses wajar, burung bisa jinak dalam waktu relatif lama. Kalau mau agak cepet, kuncinyanya pada diri kita sendiri: sempat apa nggak. Kalau Anda sempat, lakukan hal-hal berikut ini.
1. Dari sisi tempat
Kalau Anda punya burung terlalu liar, gantung saja agak tinggi di tempat ramai, ya di tempat ramai, atau yang biasa dilalulalangi anggota keluarga. Jangan justru digantung di tempat tersembunyi karena Anda takut burung kelabakan. Biasakan itu selama sekitar sepekan. Setelah itu, posisi agak diturunkan. Lakukan selama sepekan, turunkan lagi, sepekan mendatang turunkan lagi sampai posisi normal. Kalau rumah Anda dekat jalan raya/kampung, biasakan gantung burung di halaman rumah dekat jalan itu (tapi awas maling). Kalau burung Anda memang liar banget dan Anda melakukan saran saya ini, saya jamin burung Anda bakal berdarah-darah di sekitar paruhnya, juga bulunya rusak. Tapi no problem. Itu proses normal yang harus kita lalui. Luka bakal kering, bulu bakal tumbuh lagi.
2. Dari sisi memandikan
Biasakan memandikan burung dengan cara dikaramba dengan waktu agak lama. Kalau dia nggak mau mandi sendiri, semprot pakai semprotan sampai basah kuyup. Nggak masalah dia kelabakan kesana-kemari saat disemprot. Benar-benar basah kuyup sampai menggigil kedinginan dan nggak kelabakan lagi. Biarkan dulu dia di karamba, sampai bulu agak kering. Tapi kalau Anda tergesa-gesa mau pergi, masukkan langsung ke sangkar juga nggak apa-apa, dan gantung di tempatnya. Kalau sempat, lakukan “pemandian” itu pagi dan sore hari.
Fungsi memandikan sampai basah kuyup:
a. Untuk mempercepat burung lapar. Dengan mengombinasikan dengan cara nomer 3 di bawah maka burung akan semakin merasa tergantung pada kita. Pada saat yang sama, kita bisa cepat membuat burung lapar tetapi tidak kekurangan nutrisi (beda kan kalau kita memang sengaja tidak memberi pakan burung secara rutin atau cukup, yang dalam hal ini burung benar2 kekurangan semua nutrisi. Kalau dengan memandikan, maka rasa lapar hanya disebabkan dia terlalu banyak membakar karbohidrat untuk memanaskan tubuh).
b. Pada saat burung basah kuyup, ada pembelajaran pada burung bahwa meskipun dia hanya bisa diam, kenyataannya kita (manusia) yang berlalu lalang di dekatnya, bukan merupakan ancaman.
Proses penjinakan adalah proses pembelajaran domestikisasi.
Kalau kita takut burung lecet-lecet saat itu dan tidak memaksakan proses pembelajaran, maka burung akan terlalu lama giras dan bisa-bisa giras sepanjang masa. Kalau ini yang terjadi, ketika burung selalu gerabakan saat dibawa-bawa, maka yang stress bukan hanya burungnya, tetapi juga kita yang punya burung yang selalu gerabakan.
3. Dari sisi makanan (bisa dilakukan pada hari libur/menyempatkan diri libur)
Kosongkan tempat pakan menjelang malam. Biarkan pada pagi hari dia kelaparan. Dalam kondisi itu, sorongkan jangkrik dengan lidi di tangan kita. Kalau dia nggak mau mematuk jangkrik, tarik lagi. Lima atau sepuluh menit lagi kita lakukan hal sama. Kalau masih nggak mau, tunda lagi. Begitu seterusnya, sampai sekitar pukul 10.00. Kalau sampai jam itu belum mau juga, tinggalkan jangkrik di tempat pakan biar dimakan. Setelah dia makan satu jangkrik, sorongkan pakai lidi satu jangkrik lagi. Kita goda dia beberapa saat mau mendekat atau tidak. Begitu jangkrik disambar, kita coba lagi, sampai burung agak kenyang. Setelah itu tempat pakan kita isi dengan kroto (untuk murai dan kacer) satu sendok teh saja. Siang hari, kita coba-coba lagi memberi jangkrik dengan lidi, dan begitu pula sore hari. Setelah terbiasa dengan lidi, coba langsung diangsurkan dengan tangan. Proses ini kuncinya adalah membuat burung kelaparan dan merasa tergantung pada manusia dan “terpaksa” harus berani kepada manusia. Karena kuncinya membuat burung lapar, senantiasa kosongkan wadah pakan dan hanya beri secukupnya ketika sudah dilatih makan jangkrik yang kita tusuk lidi/langsung dari tangan kita.
Kalau sekadar untuk tetap bernafas sehat, empat-lima jangkrik sudah cukup kita berikan pada pagi hari, dua-tiga jangkrik pada siang hari, dan empat – lima jangkrik pada sore hari, dan semuanya tanpa ada makanan tambahan di wadah pakan.
—Itulah sejumlah cara menjinakkan burung yang bisa kita pilih. Kalau ketiga cara itu bisa kita laksanakan/kombinasikan berbarengan, maka dalam waktu nggak sampai sebulan burung liar sudah jadi relatif jinak.
Menjinakkan burung dengan cara itu memang membawa sejumlah konsekuensi, misalnya burung yang semula sudah mau ngriwik/bunyi, jadi agak macet karena stres. Burung yang semula mulus, jadi luka atau rusak bulu. Tapi semua adalah bagian dari proses. Tinggal kita mau pakai jalan cepat atau jalan biasa. Orang Jawa bilang, jer basuki mawa bea, semua kebaikan perlu biaya dan biaya ini bisa bermacam-macam bentuknya. Ok?

Thursday, October 20, 2011

Sepintas Akal Bernalar Iblis



Hiduplah dengan penuh keyakinan dan perjuangan mencapai setiitik semu dalam bayang sendu.
Berjalan melangkah kearah mata batin sang pembawa nafsu..
Birahi...kejahatan, hanyalah ilusi semata dalam nalar per akalan iblis...
Dalam sendu kita berkalbu..
Dalam bayang kita Mengadu...

"" Bukankah kita hanya sepintas lalu""
"" ataukah kita Sepenggal kemunafikan""
""hidup bukan untuk dimengerti""
""Hidup untuk mengetahui apa yang belum kita ketahui""

Terkadang sebuah bejana jadi imbas para penguasa..
Penguasa kejahannaman..
Penguasa hitam..
""bukankah Hitam Diatas Putih""
""ataukah Putih Merangkul Hitam"""

Tidak ada Seorangpun yang Tahu,
Saat Hitam Diatas Putih melangkahlah sejenak kelana Gurun bergegas menghampiri Pasir Pasir yang berbisik...

Dia Berkata.....
"" akulah yang Selalu Ditindas""
"'aku Bisa Menghancurkan Bejanamu""
""aku Bisa Menghempaskanmu dalam setitik ilusi abstrak""
""aku hanya Sebutir Pasir, Berjiwa Bengis""
""akulah bersama angin menghempasmu sadis kedalam akal pikiran""
""karena Aku Bernalar Iblis""

Cinta adalah riwayat lalu datang dalam keadaan semu dalam sebutir pasir ber aral merdu.