Aku tak tahu harus
menjawab apa ketika kau bertanya mengapa aku mencintaimu. Begitu pula
manakala orang lain bertanya mengapa aku memilihmu menjadi kekasihku.
Kadang akal ini sering berfikir untuk mencari jawaban atau sekedar
mencari alasan. Namun tak satu pun jawaban atau alasan yang tepat yang
dapat ku temukan. Intuisiku pun ikut terusik. Mengapa aku mencintaimu?
Sungguh aku tak tahu harus berkata apa. Di tengah keputusasaanku, hatiku
berteriak.
Mengapa aku
tak kau tanyai? Akulah yang tahu mengapa kau mencintainya, mengapa kau
menyayanginya, dan mengapa kau memilihnya menjadi kekasihmu. Aku yang
bisa merasakan, bukanlah akalmu. Jadi, jika dia bertanya padamu maka
jawablah “Aku mencintaimu dari hati, aku menyayangimu dari hati, dan aku
memilihmu menjadi kekasihku juga dari hati”.
Karena hatiku
tak bisa berbicara dengan bahasa manusia, maka rasakanlah dengan hatimu
betapa aku mencintaimu dengan sepenuh hati. Jika kau bisa merasakannya
dalam hatimu, maka kita memang ditakdirkan oleh Yang Maha Cinta dan
Kasih untuk saling menyatu. Kini aku tak akan bertanya-tanya atau
mencari-cari alasan lagi mengapa aku mencintaimu......
alasan kenapa aku mencintaimu?
1 detik,,,
1 jam,,,
1 hari,,,
1 tahun,,,
1 abad,,,
bahkan seumur hidup,,,
aku tak yakin akan menemukan alasannya,
aku hanya tau,,,
aku mencintai kamu.
(dengan kesempurnaan, dan kekuranganmu)
(dengan topeng, ataupun tanpa itu)
beranikah aku bertanya?
apa kau mencintaiku?
bolehkah aku mencintaimu?
1 detik,,,
1 jam,,,
1 hari,,,
1 tahun,,,
1 abad,,,
bahkan seumur hidup,,,
aku tak yakin akan menemukan alasannya,
aku hanya tau,,,
aku mencintai kamu.
(dengan kesempurnaan, dan kekuranganmu)
(dengan topeng, ataupun tanpa itu)
beranikah aku bertanya?
apa kau mencintaiku?
bolehkah aku mencintaimu?